BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Sosial budaya
merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Setiap kegiatan manusia hamper tidak pernah lepas dari unsur budaya. Sebab
sebagian besar dari kegiatan manusia dilakukan secara kelompok , bahkan hampir
semuanya dikerjakan lebih dari seorang. Ini berarti terdapat unsur-unsur sosial
ada di setiap kegiatan-kegiatan tersebut. Selanjutnya tentang apa yang
dikerjakan dan cara mengerjakannya serta bentuk yang diinginkan adalah
merupakan unsur dari suatu budaya.
Sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari
interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial.
Kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan kemampuan-kemampuan
serat kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Apabila
kebudayaan berubah maka pendidikan juga berubah, dan apabila pendidikan berubah
akan dapat mengubah kebudayaan.
Pendidikan ada
dan hidup di dalam masyarakat, maka keduanya memiliki hubungan ketergantungan
yang erat. Pendidikan mengabdi kepada masyarakat dan masyarakat menjadi semakin
berkembang dan maju melalui pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses
pematangan dan pendewasaan masyarakat. Maka lembaga-lembaga pendidikan harus
memahami perannya tidak sekadar menjual jasa tetapi memiliki tugas mendasar
memformat Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Masyarakat
ternyata tidak statis, tetapi dinamis, bahkan sangat dinamis. Pada masa
sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat pesat.Isu
postmodernisasi dan globalisasi sebenarnya ingin merangkum pemahaman suatu
perubahan yang sangat cepat dan dahsyat. Modernisasi adalah proses perubahan
masyarakat dan kebudayaannya dari hal-hal yang bersifat tradisional menuju
modern. Globalisasi pada hakikatnya merupakan suatu kondisi meluasnya budaya
yang seragam bagi seluruh masyarakat di dunia. Globaliasi muncul sebagai akibat
adanya arus informasi dan komunikasi yang begitu cepat. Sebagai akibatnya,
masyarakat dunia menjadi satu lingkungan yang seolah-olah saling berdekatan dan
menjadi satu sistem pergaulan sosial dan budaya yang sama.
Landasan sosial
dan budaya dalam pendidikan memainkan perannya untuk ikut memformat pendidikan
yang mampu berkiprah secara kontekstual. Sistem,
muatan, proses dan arah pendidikan perlu ditata ulang dan diatur secara khusus
sehingga mampu menjawab sekaligus bermain di arena perubahan sosial tersebut.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian sosiologi pendidikan ?
2.
Bagaimana
hubungan antara kebudayaan dan pendidikan ?
3.
Bagaimana
hubungan masyarakat dan sekolah ?
4.
Bagaimana
dampak konsep landasan sosial budaya terhadap pendidikan ?
1.3
Tujuan
Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian sosiologi dan pendidikan.
2.
Untuk
mengetahui hubungan antara kebudayaan dan pendidikan.
3.
Untuk
mengetahui hubungan antara masyarakat dan sekolah.
4.
Untuk
mengetahui dampak konsep landasan sosial budaya terhadap pendidikan.
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Sosiologi dan Pendidikan
Ada sejumlah definisi tentang sosiologi, namun walupun berbeda-beda
bentuk kalimatnya, semuanya memiliki makna yang sama. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Jadi
sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan dengan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan
bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial atau sosial di suatu wilayah
serta kaitannya satu dengan yang lain.
Menurut Crow and
Corw berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam
kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya, membantu
meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa pendidikan
berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin),
pikiran (intelek)dan jasmani anak.
Sosiologi
mempunyai ciri-ciri sebagai uraian berikut
1. Empiris,adalah
ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari
kenyataan yang terjadi dilapangan.
2. Teoretis,adalah
peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu
bentuk budaya.
3. Biasa
disimpan dalam waktu lama dan dapat lebih diwariskan kepada generasi
muda.
4.
Komulatif,sebagai akibat dari penciptaan terus menarus sebagai konsekuensi
darri terjadinya perubahan dimasyarakat, yang membuat teori-teori itu akan
berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
5. Nonetis,
karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta indiuvidu
di dalamnya, tidak menilai apakah hal nitu baik atau buruk.
Pada abad ke-20 sosiologi memegang peranan
penting dalam dunia pendidikan . pendidikan yang diinginkan oleh aliran
kemasyarakatan ialah proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan
meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia. Untuk mewujudkan
cita-cita pendidikan sangat membutuhkan sosiologi. Konsep atau teori
sosiologi member petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana seharusnya mereka membina para siswa agar
mereka bisa memiliki kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab
bersama teman.
Menurut wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi
pendidikan meliputi:
1.
Interaksi guru dengan siswa
2.
Dinamika kelompok dikelas dan diorganisasi intra sekolah
3.
Struktur dan fungsi system pendidikan
4.
System-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan
Sosiologi dan sosiologi
pendidikan saling saling terkait. Mari lihat bagaimana bagian-bagian dari
sosiologi memberi bantuan kepada pendidikan dalam wujud sosiologi pendidikan.
Diantaranya adalah tentang proses sosial, yaitu suatu cara berhububungan antar
individu atau antar kelompok atau individu atau kelompok yang menimbulkan betuk
hubungan tertentu. Proses sosial atau sosialisasi ini menjadikan sesorang atau
kelompok yang belum tersosialisasi atau masih rendah tingkat sosialnya menjadi
tersosialisasi atau sosialisasinya semakin meningkat. Dia atau mereka semakin
kenal, semakin akrab, lebih mudah bergaul, lebih percaya pada pihak lain, dan
sebagainya.
Faktor-faktor
interaksi dan proses sosial adalah
1. Imitasi atau peniruan yang bisa bersifat positif atau
negatif contohnya anak meniru orang tuanya atau gurunya berpakaian rapih, maka
anak ini sudah mensosialisasi diri secara fositif baik terhadap orang tuanya
maupun terhadap gurunya. Contoh negative anak meniru orang lain meminum minuman
keras maka ia melakukan sosialisasi negative.
2. Sugesti akan terjadi kalau seseorang
anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa
atau berwenang atau mayoritas.namun kalau anak terlalu sering mensiolisasi
lewat sugesti dapat membuat gaya berpikir rasional terhambat.
3. Identifikasi, seorang anak dapat juga
mensosialisasikan diri lewat identifikasi. Ia mencoba menyamakan dirinya dengan
orang lain, baik secara sadar maupun dibawah sadar. Contoh ketika terdapat
seorang guru wanita yang cantik maka seorang anak ingin secantik gurunya paling
sedikit dalam caranya berdandan.
4. Simpati adalah faktor terakhir yang
membuat anak mengadakan proses sosial. Simpati akan terjadi manakala seseorang
merasa tertarik kepada orang lain. Sebab itu hubungan yang akrab perlu
dikembangkan antara guru dengan peserta didik agar simpati ini mudah muncul,
sosialisasi mudah terjadi, dan anak-anak akan tertib, mematuhi
peraturan-peraturan kelas dalam belajar.
Menurut Coleman (1984) menulis bahwa satu yang terpenting
fungsi sekolah ialah memberikan dan membangkitkan kebutuhan sosial dan reaksi.
Kebutuhan
reaksi disini membuat anak-anak merasa gembira, antusias, dan merasa tidak di
paksa datang kesekolah. Perasaan seperti ini bertalian erat dengan perasaan
sosial
Dalam
proses sosial terdapat interaksi sosial, yaitu suatu hubungan sosial yang
dinamis interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat sebagai
berikut :
1. Kontak sosial
Kontak
sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu:
· Kontak antar individu, misalnya anak
dengan ibu rumah tangga, siswa dengan guru, atau siswa dengan siswa di sekolah.
·
Kontak
antar individu dengan kelompok atau sebaliknya. Contoh nya ialah seorang remaja
ingin ikut perkumpulan sepak bola, seorang guru mengajar di kelas, pengurus bp3
mendatangi kepala sekolah untuk keperluan tertentu dan
sebagainya.
·
Kontak
antar kelompok, misalnya rapat orang tua siswa dengan guru-guru, dua
perkumpulan sosial berorganisasi untuk mengatasi kenakalan remaja, dua kelompok
kesenian merencanakan main bersama disuatu daerah dan sebagainya.
2. Komunikasi adalah proses penyampaian
pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain atau kelompok orang.
Alat-alat komunikasi diantaranya
Melalui pembicaraan, dengan segala macam nada seperti berbisik-bisik,
halu,kasar, dan keras tergantung kepada tujuan pembicaraan dan sifat orang yang
berbicara.
·
Melalui
mimik, seperti raut muka,pandangan,dan sikap.
· Dengan lambing, contohnya ialah
berbicara isarat untuk orang-orang yang tuna rungu, Menempelkan telunjuk
didepan mulut, menggelengkan kepala, menganggukan kepala, membentuk huruf O dengan
jari tangan, dan sebagainya.
·
Dengan
alat-alat, yaitu alat-alat elektronik, seperti radio,televise,telepon, dan
media cetak seperti buku,majalah dan lain-lain.
Adapun
bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu:
1. Kerja sama, misalnya kerja sama
dalam kelompok belajar pada anak-anak, kerja sama antar guru-guru dengan para
orang tua siswa, dan sebagainya.
2. Akomodasi, ialah usaha untuk
meredakan pertentangan, mencari kestabilan,serta kondisi berimbang diantara
para anggota. Contoh interaksi orang tua siswa yang tidak setuju dengan
kenaikan SPP dengan guru-guru atau kepala sekolah yang akhirnya melahirkan
kesepakatan tertentu.
3. Asimilasi atau akulturasi adalah
usaha mengurangi perbedaan pendapat, sikap, dan tindakan dengan memeperhatikan
tujuan-tujuan bersama.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah
terjadinya alkulturasi yaitu :
·
Toleransi
·
Menghargai
kebudayaan orang lain
·
Sikap
terbuka
·
Demokrasi
dalam banyak hal
·
Ada
kepentingan yang sama
4. Persaingan, sebagai bentuk interksi
sosial yang negatif. misalnya persaingan untuk mendapatkan nilai akademik
tertinggi dan persaingan dalam berbagai perlombaan, namun persaingan dalam
pendidikan lebih banyak negatif nya daripada positifnya.
5. Pertikaian, adalah proses sosial
yang menunjukan pertentangan atau konflik seperti perbedaan kepentingan,
kebudayaan, dan pendapat.
Dengan
demikian sekolah-sekolah harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai pada anak
di sekolah. Karena salah satu fungsi sekolah adalah untuk memperbaiki mental
anak. Seperti harapan Wuradji (1988) mengatakan bahwa sekolah sebagai control
sosial yaitu memperbaiki kebiasaan-kebiasaan jelek pada anak-anak baik dikala
dirumah maupun di masyarakat, dan sekolah sebagai perubahan sosial yang
menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga yang baik, menciptakan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang baru.
Dari
uraian tentang sosiologi atau sosiologi pendidikan di atas dapat disarikan
sebagai berikut :
1. Sosiologi menunjukkan pentingnya
kegiatan sosialisasi anak-anak dalam pendidikan.
2. Memberikan bantuan dalam usaha
menganalisis proses sosialisasi anak-anak. Seperti konsep tentang interaksi
sosial, kontak sosial, komunikasi, bentuk interaksi sosial, dan sebagainya.
3. Kelompok sosial dan lembaga
masyarakat dengan berbagai bentuknya, termasuk sekolah.
4. Dinamika kelompok, yang sudah tentu
berlaku juga dalam dunia pendidikan.
5. Konsep-konsep untuk mengembangkan
kelompok sosial dan lembaga-lembaga masyarakat.
6. Nilai-nilai yang ada di masyarakat serta
keharusan sekolah untuk mengembangkan aspek itu pada diri anak-anak.
7. Peranan pendidikan dalam masyarakat.
8. Dukungan masyarakat terhadap
pendidikan.
2.2 Kebudayaan dan Pendidikan
Kebudayaan menurut Taylor adalah
totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum,
moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh
orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan, 1989). Kebudayaan produk
perseorangan ini tidak disetujui Hasan (1983) dengan mengemukakan kebudayaan
adalah keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi
terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan
kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain-lain
kepandaian. Sedangkan Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang
telah dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat. Sedangkan kneller mengatakan
kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh anggota-anggota
masyarakat.
Imran Manan (1989) menunjukkan lima komponen dalam
kebudayaan sebagai berikut (1) gagasan, (2) ideology, (3) norma, (4)
teknologi,(5) benda. Agar menjadi lengkap perlu ditambah komponen lagi
diantaranya ilmu, kesenian, dan kepandaian.
Ada tiga hal yang menimbulkan perubahan kebudayaan. Ketiga
hal itu menurut Kneller ialah ; (Imran Manan,1989).
1. Originasi, yaitu sesuatu yang baru
atau penemuan-penemuan baru. Hasil penemuan ini menggeser atau memperbaharui
yang lama.
2. Difusi, pembentukan kebudayaan baru
akibat masuknya elemen-elemen budaya yang baru ke dalam budaya lama.
Tarian-tarian kontemporer ada kalanya merupakan difusi antara tarian klasik
dengan tarian modern. Begitu pula ada music yang menggabungkan music barat dan
music gamelan sebagai music timur.
3. Reinterpretasi, ialah perubahan
kebudayaan akibat terjadinya modifikasi elemem-elemen kebudayaan yang telah ada
agar sesuai denga keadaan zaman. Surat kawin diadakan karena kebutuhan
administrasi zaman dulu kawin cukup disahkan oleh warga setempat.
Antara
pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti
keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan
membuat orang berbudaya, pendidikan dan budaya bersama dan memajukan. Makin
banyak orang menerima pendidikan makin berbudaya orang itu dan makin tinggi
kebudayaan makin tinggipula pendidikan atau cara mendidiknya. Karena ruang
lingkup kebudayaan sangat luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, maka
pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan dalam kebudayaan. Pendidikan yang
terlepas dari kebudayaan akan menyebabkan alienasi dari subjek yang dididik dan
seterusnya kemungkinan matinya kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu
kebudayaan umum harus diajarkan pada semua sekolah. Sedangkan kebudayaan daerah
dapat dikaitkan dengan kurikulum muatan lokal, dan kebudayaan populer juga
diajarkan dengan proporsi yang kecil.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan itu
akan berubah terus sejalan dengan perkembangan zaman, percepatan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan kepandaian manusia.
Perubahan itu bisa bersumber dari ketiga hal tersebut. Pendidikan adalah bagian
dari kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh timbal balik.
Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan
berubah akan dapat mengubah kebudayaan.
Pendidikan adalah enkulturasi (Imran
Manan, 1989). Pendidikan adalah suatu proses membuat orang kemasukan budaya,
membuat orang berperilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Sekolah
adalah salah satu tempat enkulturasi, sedangkan tempat lain dalam keluarga,
perkumpulan pemuda, perkumpulan olahraga, kesenian, keagamaan dan lain-lain.
2.3 Masyarakat dan Sekolah
Asal mula munculnya sekolah adalah atas dasar
anggapan dan kenyataan bahwa pada umumnya para orang tua tidak mampu mendidik
anak mereka secara sempurna dan lengkap. Karena itu mereka membutuhkan bantuan
kepada pihak lain, dalam hal ini adalah Lembaga Pendidikan, untuk mengembangkan
anak-anak mereka secara relatif sempurna, walaupun cita-cita ini tidak otomatis
tercapai. Warga masyarakat dan parapersonalia sekolah masih memerlukan
perjuangan keras untuk mencapai cita-cita itu, yang sampai sekarang belum
pernah berhenti. Sebab sejalan dengan perkembangan kebudayaan, makin banyak
yang perlu dipelajari dan perjuangan di sekolah.
Sekolah tidak dibenarkan sebagai menara
air, yaitu melebur menjadi satu dengan masyarakat tanpa memberikan identitas
apa-apa. Ia juga tidak dibenarkan sebagai menara gading yang mengisolasi diri
terhadap masyarakat sekitarnya. Lembaga
pendidikan yang benar adalah ibarat menara mercusuar yakni menara
penerang, yaitu berada di masyarakat dan sekaligus memberi penerangan kepada
masyarakat setempat. Lembaga pendidikan harus tetap berakar pada masyarakat
setempat, memperhatikan ide-ide masyarakat setempat, melaksanakan aspirasi
mereka, memanfaatkan fasilitas setempat untuk belajar, dan menyesuaikan diri
dengan kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat setempat. Sementara itu ia berusaha
meningkatkan cara hidup dan kehidupan masyarakat dengan cara memberi penerangan,
menciptakan bibit unggul, menciptakan teknologi baru, merintis cara beternak
dan bertani yang lebih baik, dan sebagainya.
Manfaat pendidikan bagi masyarakat
adalah untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik yang
berkaitan dengan kewajiban
maupun dengan hak mereka. Dalam rangka pendidikan seumur hidup misalnya, warga
belajar bisa belajar tentang apa saja sesuai dengan minat dan bakat mereka,
sehingga pemahaman, keterampilan tertentu, dan sikap mereka semakin meningkat.
Hal ini membuat mereka merasa semakin mantap sebagai warga negara.
Khusus bagi para siswa dan para remaja, manfaat pendidikan
atau lembaga pendidikan adalah bersifat sebagai wahana persiapan untuk menjadi
individu dan warga Negara yang baik
Manfaat
sekolah atau pendidikan bagi masyarakat diantaranya:
1. Pendidikan sebagai transmisi budaya
pelestari budaya.
2. Sekolah sebagai pusat budaya bagi
masyarakat sekitarnya.
3. Sekolah mengembangkan kepribadian
anak di samping oleh keluarga anak itu sendiri.
4. Pendidikan membuat orang menjadi
warga Negara yang baik, tahu akan kewajiban dan hak nya.
5. Pendidikan meningkatkan integrasi
sosial atau kemampuan bermasyarakat.
6. Pendidikan meningkatkan kemampuan
menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, teknologi, dan kesenian.
7. Sekolah meningkatkan alat control
sosial dengan member pendidikan agama dan budi pekerti.
8. Sekolah membantu memecahkan
masalah-masalah sosial.
9. Pendidikan adalah sebagai perubah
sosial melalui kebudayaan-kebudayaan yang baru.
10. Pendidikan berfungsi sebagai seleksi
dan alokasi tenaga kerja.
11. Pendidikan dapat memodifikasi
hierarki ekonomi masyarakat.
Hubungan yang erat antara sekolah
dengan masyarakat karena saling membutuhkan satu dengan yang lain, membuat
kemungkinan terbentuknya badan kerja sama yang relatif lama. Badan kerja sama
ini yang anggota-anggotanya adalah wakil-wakil oarang tua siswa, para
tokohasyarakat, dan beberapa guru bertugas membantu mensukseskan misi
pendidikan. Pada masa sekarang badan ini banyak berkecimpung dalam perencanaan
dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal, di samping mengurusi dukungan-dukungan
masyarakat terhadap sekolah seperti telah diuraikan di atas.
Berdasarkan uaraian di atas, dapatlah kita sarikan
penjelasan masyarakat dan sekolah ini sebagai berikut:
1. Sekolah tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat dalam fasilitas sosialisasi.
2. Sekolah
bermanfaat bagi kemajuan budaya masyarakat, khususnya pendidikan anak-anak.
3. Masyarakat
memberi sejumlah dukungan kepada sekolah.
4. Perlu ada badan
kerja sama antara sekolah dengan masyarakat dalam mensukseskan pendidikan.
Hubungan
pendidikan dan masyarakat merupakan hubungan timbal-balik. Hubungan ini dapat
dianalogikan seperti air dan ikan, yang mana pendidikan (sekolah) sebagai
ikannya dan air sebagai masyarakat. Perkembangan ikan sangat tergantung pada
kualitas air, di mana ikan itu hidup. Begitu juga pendidikan, berkembang atau
tidaknya ditentukan oleh kualitas lingkungannya yang disebut masyarakat.
Sekolah memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di
masyarakat. Sebaliknya, masyarakat memberikan kontribusi pada penyelenggaraan
pendidikan sehingga proses pendidikan berjalan dengan efektif dan mampu
mempersiapkan lulusan yang berkualitas. Dengan demikian, tercipta sumber daya
manusia yang mampu mengakselerasi proses pembangunan masyarakat (Rulam Ahmadi,
2014)
2.4 Dampak Konsep Landasan Sosial dan Budaya dalam Pendidikan
Setelah membahas tentang sosiologi,
kebudayaan dan masyarakat dikaitkan dengan pendidikan,
maka ditemukan sejumlah konsep pendidikan sebagai berikut (Made Pidarta, 1997):
1.
Keberadaan
sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitarnya, keduanya saling
menunjang. Sekolah seharusnya menjadi agen pembangunan dalam masyarakat.
2.
Perlu
dibentuk badan kerjasama antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk
wakil atau orang tua siswa.
3.
Proses
sosialisasi anak-anak perlu ditingkatkan.
4.
Dinamika
kelompok dimanfaatkan untuk belajar.
5.
Kebudayaan
menyangkut seluruh cara hidup dan kehidupan manusia yang diciptakan oleh
manusia ikut mempengaruhi pendidikan atau perkembangan anak. Sebaliknya
pendidikan juga dapat mengubah kebudayaan.
6.
Akibat
kebudayaan masa kini, ada kemungkinan pergeseran paradigm pendidikan yaitu dari
sekolah ke masyarakat yang luas dengan berbagai pengalam yang luas.
7.
Kebudayaan
perlu ditertibkan lebih baik lagi.
8.
Akreditasi
ditingkatkan untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan, yang tidak lulus
akreditasi digabungkan, seleksi masuk lebih diketatkan.
9.
Materi
pelajaran banyak dikaitkan dengan keadaan dan masalah masyarakat setempat.
10.
Metode
belajar ditekankan pada kegiatan anak baik individual maupun kelompok,
melakukan survey di masyarakat, ikut memecahkan masalah masyarakat, dan diberi
kesempatan berkreasi atau menemukan ide-ide baru.
Dalam perkembangan landasan sosial
budaya memiliki fungsi yang amat penting dalam dunia pendidikan yaitu:
1. Mewujudkan
Masyarakat yang Cerdas
Yaitu
masyarakat yang pancasilais yang memiliki cita-cita dan harapan dapat
demokratis dan beradab, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan bertanggung
jawab dan berakhlak mulia tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif
serta memiliki kesadaran dan solidaritas antar generasi dan antara bengsa.
2. Transmisi
Budaya
Sekolah
berfungsi sebagai reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat
penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan
tinggi. Pada sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada
tingkat pendidikan tinggi.
3. Pengendalian
Sosial
Pengendalian
sosial berfungsi memberantas atau memperbaiki suatu perilaku menyimpang dan
menyimpang terjadinya perilaku menyimpang. Pengendalian sosial juga berfungsi
melindungi kesejahteraan masyarakat seperti lembaga pemasyarakatan dan lembaga
pendidikan.
4. Meningkatkan
Iman dan Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Pendidikan
sebagai budaya haruslah dapat membuat anak-anak mengembangkan kata hati dan
perasaannya taat terhadap ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.
5. Analisis
Kedudukan Pendidikan dalam Masyarakat
Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat
dianalogikan sebagai selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau
pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan dan kain latarnya adalah
masyarakat. Antara lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi hubungan timbal
balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau sekolah memberi manfaat
untuk
meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyrakat.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari uaraian di
atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
·
Sosiologi
merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari interaksi dan pergaulan antara
manusia dalam kelompok dan struktur sosial.
·
Kebudayaan
adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni,
hukum, moral, adat dan kemampuan-kemampuan serat kebiasaan-kebiasaan yang
diperoleh orang sebagai anggota masyarakat.
·
Sosiologi
pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan
interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan persekolahan sehingga
terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan
pendidikan.
·
Pendidikan
adalah bagian dari kebudayaan. Apabila kebudayaan berubah maka pendidikan juga
berubah, dan apabila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan.
·
Hubungan antara
lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai selembar kain
batik. Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga
pendidikan, sedangkan kain latarnya adalah masyarakat itu sendiri. Antara
lembaga pendidikan dengan masyarakat akan terjadi hubungan timbal balik simbiosis
mutualisme, yakni lembaga pendidikan memberi manfaat untuk me3ningkatkan
peranan mereka sebagai masyarakat.
3.2 Saran
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling
dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak
terlepas dari unsur sosialbudaya. Maka,disini kami selaku penulis mengharapkan
dengan adanya penulisan makalah ini pembaca dapat mengembangkan konsep konsep
yang ada dalam tulisan ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya
bagi penyusun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar