Putung abu yang berserak di bawah meja antara kita
terhempas udara menempel di sebelah rokmu
entah malaikat apa yang membuat aku ingin menjadi abu
rindu ini selalu sia
semoga hujan turun mengusir abu
membersihkan siapa diantara kita yang kotor
Telusur Hari
Selasa, 22 Oktober 2019
Senin, 21 Oktober 2019
Malam Bergiwang
Tepat jam 12 malam ini
Sudah lama rasanya saya tidak merasa mesra
entah setahun lalu kata-kata ini mulai pudar
Aromamu yang terjerat dibalik setiap anyaman benang bajumu
tercium sebab dibawa angin jahat
warna wajahmu tampak merona
melambai tergantung di dinding tepat saya terlentang mau tidur
tidurmu adalah pentas tampilan kejujuranmu
saya tak mampu berkata lagi
selagi ada bekas tapakmu yang berserakan dilantai
itu sejarah
saya berusaha jujur
melingkari hawa diri yang lama terpendam
saya mulai lelah menutup diri
sedap aroma mulutmu
membuat saya menghabiskan malam selalu sia sia
Sudah lama rasanya saya tidak merasa mesra
entah setahun lalu kata-kata ini mulai pudar
Aromamu yang terjerat dibalik setiap anyaman benang bajumu
tercium sebab dibawa angin jahat
warna wajahmu tampak merona
melambai tergantung di dinding tepat saya terlentang mau tidur
tidurmu adalah pentas tampilan kejujuranmu
saya tak mampu berkata lagi
selagi ada bekas tapakmu yang berserakan dilantai
itu sejarah
saya berusaha jujur
melingkari hawa diri yang lama terpendam
saya mulai lelah menutup diri
sedap aroma mulutmu
membuat saya menghabiskan malam selalu sia sia
Minggu, 22 Juli 2018
JATI TUA - Lonceng Hitam
Panas yang ada di dalam jiwa ini
Takkan ada yang merobek hasratku
Seperti rintihan bunga di musim semi
Sendiri terjatuh dan terangkul debu
Tisu-tisu putih yang mulai membisu
mereka teriak dan menatap padaku
Lonceng hitamku membasuh nadiku
seolah berontak mengadu merasa
dan Anginpun meniupkan nadanya
membawa rasa ramai ku rindu
pejaman mata yang tak terbalasakan
telah membuatku merasa ramainya
Takkan ada yang merobek hasratku
Seperti rintihan bunga di musim semi
Sendiri terjatuh dan terangkul debu
Tisu-tisu putih yang mulai membisu
mereka teriak dan menatap padaku
Lonceng hitamku membasuh nadiku
seolah berontak mengadu merasa
dan Anginpun meniupkan nadanya
membawa rasa ramai ku rindu
pejaman mata yang tak terbalasakan
telah membuatku merasa ramainya
Senin, 16 Juli 2018
Oceh - Jati Tua
Tertulis Sempurna dahaga jiwa
gejolak dengan nada sang asa
bertepuk dirongga tulang belaka
melangkah berlari hati teruji
Gemerlap sang surya di dua arah
melaju sekilas tangga tertera
tertawa berdahak alam yang fana
meneguk semerbak hasrat ambisi
galaksi tergores bau lentera
manusia berlabuh jadi sang raja
tentara berbaris lurus bersatu
sepatu menguak kaki hentaknya
gejolak dengan nada sang asa
bertepuk dirongga tulang belaka
melangkah berlari hati teruji
Gemerlap sang surya di dua arah
melaju sekilas tangga tertera
tertawa berdahak alam yang fana
meneguk semerbak hasrat ambisi
galaksi tergores bau lentera
manusia berlabuh jadi sang raja
tentara berbaris lurus bersatu
sepatu menguak kaki hentaknya
Ekranisasi - Jati Tua
Mendalang senja tikung hari
pikir kata bahasa promosi
tertulis sebuah narasi
salinan dibalik layar prestasi
peremajaan apresiasi
terkotak ranah ruang durasi
pembebasan cuplikan ekspansi
mengurung logika kreasi
usik literasi dibawah wajah televisi...
pikir kata bahasa promosi
tertulis sebuah narasi
salinan dibalik layar prestasi
peremajaan apresiasi
terkotak ranah ruang durasi
pembebasan cuplikan ekspansi
mengurung logika kreasi
usik literasi dibawah wajah televisi...
Cahaya - Jati Tua
Tertatih Seorang anak manusia
dibawah kelip bintang angkasa
terhimpit sudah hidup matinya
dalam pelukan gelap semata
tanahpun mengalir..batupun mendengkur
Suara bumi mulai menghampiri
terniang risih di daun telinga
tanahpun mengalir..batupun mendengkur
Cahaya....
dibawah kelip bintang angkasa
terhimpit sudah hidup matinya
dalam pelukan gelap semata
tanahpun mengalir..batupun mendengkur
Suara bumi mulai menghampiri
terniang risih di daun telinga
tanahpun mengalir..batupun mendengkur
Cahaya....
Kamis, 14 Desember 2017
Salim si Bocah Palestin
Salim si bocah yang kencingnya masih belum lurus
sudah mulai belajar melempar-lempar batu dan mengangkat senjata
karena sekolah tempat selama ini ia belajar matematika dan Ilmu alam sudah runtuh
hampir rata dengan tanah
situasi mencekam sudah biasa ia lewati
petir-petir langit yang diiringi ledakan bom
bunyi pistol, tembakan tank dan suara bising pesawat tempur
senantiasa mengisi hiburannya setiap hari
hidupnya mungkin tak seperti anak di negara lain
tentram, sejahtera, dan aman berkumpul bersama sanak saudara
bermain bersama teman-teman sebaya
mendengarkan dongeng guru, belajar di sekolah dan
mengaji al-Qur'an di langgar
bagaimana bisa sekarang dia merasakan seperti itu
keluarganya selalu dihantui rasa ketakutan
karena sewaktu-waktu tentara-tentara bajingan Israel itu bisa menyerang
teman-temannya sibuk untuk berlindung diri, tak ada waktu bermain leluasa
sekolahnya pun kebetulan hancur dibom
masjid-masjid sekitar rumahnya di kelilingi tentara Israel
satu waktu Salim pernah hampir tidak bernyawa
salah satu tembakan tank menghancurkan tempat tinggalnya
untung beberapa pemuda kampung cepat mengambilnya dari tumpukan batako rumahnya yang hancur
ajaib Salim masih hidup
ia keluar dengan tangisan menjerit
wajahnya mengalir darah
seluruh badanya terlihat lesu tak berdaya
kulitnya berlapis debu-debu tebal akibat reruntuhan tembok
rambutnya acak-acakan
kaki tanganya lebam
kepalanya bocor kejatuhan reruntuhan bangunan
mengenaskan....
entah kemana keluarganya saat itu, mungkin sibuk sendiri untuk berlindung dari tentara lain
tak lama kemudian sang Ibu datang memeluk dan menggendong Salim
Salim si bocah sudah mengalami peristiwa itu
...
Kota idamannya sekarang sudah di ambil negara orang
kehidupannya semakin berantakan
masa depannya cenderung suram
bendera agamanya telah di injak-injak
mungkin di negara Salim tidak mengenal menyerah
mundur menjadikannya hina
hidup untuk jihad atau mati dalam kesyahidan
sayang semangat itu mungkin bisa terkalahkan
dengan kebijakan antek-antek penguasa bajingan
hidupnya menjadi sejarah
matinya dikenang
do'a kami mengiringimu...
sudah mulai belajar melempar-lempar batu dan mengangkat senjata
karena sekolah tempat selama ini ia belajar matematika dan Ilmu alam sudah runtuh
hampir rata dengan tanah
situasi mencekam sudah biasa ia lewati
petir-petir langit yang diiringi ledakan bom
bunyi pistol, tembakan tank dan suara bising pesawat tempur
senantiasa mengisi hiburannya setiap hari
hidupnya mungkin tak seperti anak di negara lain
tentram, sejahtera, dan aman berkumpul bersama sanak saudara
bermain bersama teman-teman sebaya
mendengarkan dongeng guru, belajar di sekolah dan
mengaji al-Qur'an di langgar
bagaimana bisa sekarang dia merasakan seperti itu
keluarganya selalu dihantui rasa ketakutan
karena sewaktu-waktu tentara-tentara bajingan Israel itu bisa menyerang
teman-temannya sibuk untuk berlindung diri, tak ada waktu bermain leluasa
sekolahnya pun kebetulan hancur dibom
masjid-masjid sekitar rumahnya di kelilingi tentara Israel
satu waktu Salim pernah hampir tidak bernyawa
salah satu tembakan tank menghancurkan tempat tinggalnya
untung beberapa pemuda kampung cepat mengambilnya dari tumpukan batako rumahnya yang hancur
ajaib Salim masih hidup
ia keluar dengan tangisan menjerit
wajahnya mengalir darah
seluruh badanya terlihat lesu tak berdaya
kulitnya berlapis debu-debu tebal akibat reruntuhan tembok
rambutnya acak-acakan
kaki tanganya lebam
kepalanya bocor kejatuhan reruntuhan bangunan
mengenaskan....
entah kemana keluarganya saat itu, mungkin sibuk sendiri untuk berlindung dari tentara lain
tak lama kemudian sang Ibu datang memeluk dan menggendong Salim
Salim si bocah sudah mengalami peristiwa itu
...
Kota idamannya sekarang sudah di ambil negara orang
kehidupannya semakin berantakan
masa depannya cenderung suram
bendera agamanya telah di injak-injak
mungkin di negara Salim tidak mengenal menyerah
mundur menjadikannya hina
hidup untuk jihad atau mati dalam kesyahidan
sayang semangat itu mungkin bisa terkalahkan
dengan kebijakan antek-antek penguasa bajingan
hidupnya menjadi sejarah
matinya dikenang
do'a kami mengiringimu...
Langganan:
Postingan (Atom)