diantara lengan-lengan itu ada rindu
yang membasuh kala menyapu
diantara lengan-lengan itu ada air mata
tatkala ringan semua bisa tertawa
benar mereka titipkan lengan itu dahulu
dikala senja mulai berwajahkan malu
terdapat udara yang berlari teduh
sepinya pun tak menghadirkan gaduh
manusia hanya memiliki lengan
adakalanya lengan itu tergores berdarah
adakalanya meleleh terbakar oleh api
adakalanya membeku kedingininan
adakalanya mencucurkan keringat
tapi adakala segar bugar
manusia ditakdirkan atas lengannya
tinggal bagaimana ia membawanya
menjadi hal baik buruknya
eksistensinya sendiri yang membawa dirinya
memparsialkan keselurahan dalam nafasnya
menolak jejak-jejak pertentangan
siuman atas sakit lupanya
karena lengan begitu menawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar